TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih timnas Belanda Frank de Boer tampaknya bakal berkukuh menggunakan formasi 3-5-2 saat menghadapi Austria dalam pertandingan kedua Grup C Euro 2020 di Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Jumat dinihari pukul 02.00 WIB nanti. Padahal formasi itu mengungkap kelemahan di sektor sayap Belanda.
Faktanya, dari situasi ini lawannya saat itu, Ukraina, memanfaatkan celah tersebut dengan nyaris menciptakan dua gol pada babak pertama. Puncaknya, kekhawatiran pendukung Oranye terbukti ketika Andriy Yarmolenko dan Roman Yaremchuk memperdaya kiper Belanda Marteen Stekelenburg untuk menyamakan kedudukan 2-2 di partai perdana.
Beruntung bek kanan Denzel Dumfries untuk sementara membuktikan bahwa dalil de Boer di lapangan hijau itu ampuh untuk Oranye. "Saya kira kami membuktikan bahwa 3-5-2 bisa sangat menyerang juga," kata bek Belanda Stefan de Vrij seperti dikutip AP. "Dalam 10 menit, saya kira kami sudah melepaskan tujuh tembakan."
De Boer semakin terdorong mengadopsi lagi formasi ini setelah bek Matthijs de Ligt dipastikan kembali masuk sebelas pemain pertama Oranye. Ia absen pada laga pertama karena mengalami cedera selangkangan saat berlatih di Portugal sepuluh hari lalu.
De Boer menolak menyebutkan bek mana yang mesti keluar guna memberi tempat kepada de Ligt, tapi kemungkinan Jurrien Timber yang dibangkucadangkan. "De Ligt sudah dalam kondisi bagus sekali, sudah baik sekali berlatih dan menunjukkan bahwa dia sudah siap sepenuhnya," kata de Boer seperti dikutip Reuters.
Di sisi lain, Austria juga sepertinya tetap memasang David Alaba sebagai bek tengah, sekalipun transisi dia menjadi libero atau sweeper pada sekitar lima belas menit terakhir babak kedua ketika melawan Makedonia Utara menjadi kunci kemenangan 3-1 Austria dalam pertandingan pertama.
Austria memuncaki Grup C karena unggul selisih gol dari Belanda. Kemenangan atas Makedonia Utara juga merupakan kemenangan pertama Austria dalam turnamen besar selama 31 tahun dan yang pertama selama berkiprah dalam putaran final Piala Eropa.
Tapi kemenangan itu harus dibayar mahal dengan larangan UEFA kepada Marko Arnautovic karena selebrasi golnya yang menyinggung lawan. Federasi sepak bola Makedonia Utara menuding selebrasi itu ditujukan kepada Ezgjan Alioski yang keturunan Albania. Arnautovic sendiri berdarah Serbia dari jalur ayah. Serbia dan Kosovo yang bermayoritas etnis Albania sampai kini tak pernah akur.